Sharing Bareng Ilmu Fotografi

Sharing Bareng
Sabtu (8/2/2014), teman-teman grup facebook "Berbagi Ilmu Fotografi" menggelar acara 1 st Gathering. Ajang kumpul bersama sambil berbagi ilmu fotografi dengan teman-teman yang hadir di acara. Bertempat di Rumah Ujung, taman Langsat, Jakarta Selatan.

Bung Vicky Lenon sebagai pencetus (founder) grup, mengawali acara sharing dengan sesi perkenalan. Semangat dan antusias teman-teman yang ingin belajar ilmu fotografi, terpancar jelas di wajah-wajah mereka saat memperkenalkan dirinya masing-masing.

Absen Peserta

Setelah sesi perkenalan, langsung dilanjutkan dengan pembahasan (materi) pengenalan "Macro Photography". Penyampaian materi ini dibawakan oleh bung Anggit dan bung Ratno, dimana kedua orang ini sangat berpengalaman di bidang fotografi tersebut.

Secara pribadi, saya banyak mendapatkan 'pencerahan' dari sesi sharing ini. Selain teknik, peserta yang hadir juga dikenalkan alat tambahan (aksesoris) untuk membantu fotografer mendapatkan hasil foto yang maksimal.

Berikut catatan yang bisa saya tangkap saat sesi sharing tersebut :

Mikro atau Macro adalah kependekan dari mikroskopik. Dimana kegiatannya, mengambil foto dengan jarak sangat dekat dengan tujuannya adalah mengambil obyek yang kecil menjadi besar ke dalam frame. Biasanya, berusaha untuk mendapatkan obyek se-detail mungkin agar bisa menghasilkan foto yang sama dengan ukuran aslinya. Rata-rata rasio yang digunakan 1:1.

Aksesoris yang biasa digunakan pada macro photography, yaitu :

  1. Reverse Ring
    Bisa disebut dengan converter antara body kamera dengan lensa yang dipasangkan dalam keadaan terbalik. Kelemahan penggunaan ini, beberapa lensa tidak otomatis sendiri (auto fokus tidak jalan).

    Kerennya, saya baru tahu jika diafragma lensa bisa 'dimainkan' saat dipasang pada posisi terbalik. Catatan yang lebih penting saat menggunakan teknik ini, harus memperhatikan kondisi sekitar. Berusaha menghindari cuaca yang berangin dan apalagi berdebu, karena bisa membuat kotor sensor kamera.

    Untuk mengakali pada diafragma lensa yang kecil, berusaha menggunakan alat bantu lampu atau flash. Selain mendapatkan gambar yang lebih terang, detail obyek akan lebih terlihat menonjol pada hasil foto.
  2. Extension Tube
    Alat yang berbentuk tabung dan berwarna hitam. Ada nomor-nomornya pada setiap tabungnya, rata-rata mulai nomor 1 hingga nomor 3. Penggunaan nomor tabung, disesuaikan dengan kebutuhan sang fotografer.

    Alat ini berfungsi untuk 'mengakali' pendekatan lensa terhadap minimum fokus pada suatu obyek.

    Kegiatan macro photography, kebanyakan menggunakan lensa manual. Selain lebih mudah penggunaannya, hasil foto yang dihasilkan lebih tajam daripada menggunakan lensa prime (fix). Tentunya juga lebih ergonomis pada sisi harga :D

    Apabila menggunakan lensa prime (fix), ideal untuk mendapatkan hasil yang maksimal, kecepatan (speed) minimum harus menyesuaikan lensa. Misalnya: 50mm maka speed 1/50 detik (second), begitu juga 200mm maka speed yang dibutuhkan 1/200 detik.
  3. Filter Close Up
    Alat ini mirip dengan UV filter yang biasanya dipasang pada ujung lensa. Fungsinya hampir sama dengan kaca pembesar (lup).

    Berdasarkan pengalaman dari kedua pemateri, hasil foto kurang maksimal. Namun kelebihannya, metering dan auto fokus bisa jalan saat digunakan.
Tips saat menggunakan teknik macro photography, yaitu:
  • Gunakan flash atau lampu
  • ISO serendah mungkin
  • Aperture sempit
  • Tripod
  • Angle yang berbeda
Sebelum menutup sesinya, kedua pemateri memberikan saran yang bermanfaat kepada peserta. "Penyesuaian kenyamanan aksesoris dan lensa tergantung pada kebutuhan pengguna".

Foto Fashion & Modeling

Sharing dilanjutkan oleh mas Tito, dimana beliau sangat berpengalaman di bidang tersebut foto fashion dan modeling. Sebelum memulai sharing, peserta diperkenalkan perbedaan foto fashion dan foto modeling.

Fashion identik dengan menunjukan detail wardrobe atau menonjolkan sisi nama brand. Unsur warna dalam fashion sangat penting dan pakemnya (pernak-pernik pada fashion) harus jelas secara keseluruhan wardrobe tersebut. Fotografer dituntut dan harus mampu 'create' detail pada hasil foto.

Sedangkan untuk modeling? Hm... Berhubung para modelnya sudah siap untuk di foto-foto para peserta, sesi ini bersambung pada sesi berikutnya. Hahaha...

Bung Vicky dan Para Model

Ada 3 model yang siap beraksi untuk sesi pemotretan ini. Peserta pun dibagi menjadi 3 kelompok berdasarkan urutan kehadiran (absen).

Saya berada di kelompok dua, dengan pembimbing bung Joko dan satu kelompok dengan bung Anggit. Berhubung pertama kali memotret menggunakan model, saya mendapatkan pengalaman dan keseruan dalam aktivitas ini.


Berikut dua foto yang saya ambil (tentunya menurut saya yang terbaik). Namun dari hasil fotonya, sepertinya saya harus lebih banyak belajar lagi.



Kegiatan sharing ini sangat bermanfaat bagi peserta yang hadir, khususnya saya sendiri. Mendapatkan banyak ilmu fotografi dan pengalaman yang seru saat menggelar pemotretan bersama. 

Harapan saya, agenda ini dapat digelar secara rutin. Mengingat banyaknya ilmu yang di share, takutnya banyak yang tidak terserap secara optimal bagi peserta. Tentunya, waktu untuk memotret dan materi bisa berjalan bersama.

Terima kasih kepada para pembimbing yang sudah berbagi ilmu secara gratis. Juga kepada teman-teman yang sudah saling berkenalan. -fys-

4 komentar:

  1. Balasan
    1. terima kasih bang Anggit, sudah berbagi ilmu :)

      Hapus
  2. sama2 hehehe... dibagi juga ga akan habis kan om :D

    BalasHapus
  3. Artikelnya bagus bro..
    Mari bergabung bersama jejaring sosial fotografer terbesar di indonesia http://www.ayopotret.com

    BalasHapus