Tak dapat dipungkiri, manusia wanita selalu misterius di mata pria normal. Saya yakin, anda juga sepakat jika Allah SWT selalu menciptakan manusia wanita dalam keadaan yang sangat cantik.
Begitu pula dalam dunia fotografi, manusia wanita sangat menyukai diabadikan dalam bentuk foto. Baik itu melakukannya sendiri (selfie), juga dipotret oleh seseorang.
Melalui tulisan ini, saya berbagi kepada anda tentang tips memotret manusia (wanita) layaknya fotografer profesional. Beruntungnya dengan sebuah alat yang bernama kamera, kita bisa menunjukan kelebihan manusia wanita yaitu kecantikan.
Perlu diketahui bersama, pendukung dari tulisan ini adalah berupa kamera DSLR. Jika memang bisa diterapkan dengan alat kamera saku (pocket camera) atau kamera smartphone, alhamdulillah...
Fotografer profesional, biasanya melakukan pemotretan di dalam studio. Selain bisa mendapatkan pencahayaan, juga bisa memanipulasi cahaya tersebut. Tak pelak, hasil yang didapatkan selalu maksimal dan sangat bagus dalam tampilan visual.
Mereka lebih menyukai hasil foto dalam keadaan portrait (tegak berdiri), dengan asumsi bisa dicetak satu halaman penuh (full) dalam sebuah majalah. Selain itu, objek (wajah orang) yang terlihat penuh dalam frame akan lebih menarik daripada pandangan mendatar (landscape/horisontal).
Sebagian besar diantaranya, memotret pada diafragma F/11. Pada bukaan tersebut, akan menghasilkan foto yang sangat tajam pada keseluruhan obyek.
Tak sedikit dari mereka, menggunakan mode Aperture Priority (A=Nikon dan Av=Canon). Pengaturan pada F/11 dan setelahnya mereka tidak memikirkan hal-hal yang lain, misalnya tagihan kartu kredit, pencahayaan dan sebagainya.
Fotografer profesional selalu sepakat dengan aturan memotret, yaitu membidik (fokus) objek di bagian mata. Sebab mata yang terlihat tajam dalam tampilan visual, yang lain pastinya juga tajam.
Lalu bagaimana jika pemotretan dilakukan di luar ruangan atau studio?
Dalam hal ini, saya hanya bisa menyarankan kepada anda untuk melanggar aturan. Selain harus menyesuaikan pencahayan yang ada di sekitar, juga perlunya memperhatikan latar belakan (background).
Seperti halnya foto-foto dibawah ini, saya mengatur bukaan diafragma pada F/2. Selain bisa menyerap lebih banyak cahaya, juga memaksimalkan latar belakang dalam keadaan nge-blur. Hasilnya juga tak kalah menarik jika dibandingkan dengan pemotretan di dalam studio.
Sebagai fotografer yang menuju profesional, pada foto dibawah ini saya mencoba melanggar aturan dengan memotret manusia wanita dalam keadaan horisontal.
Demikian tips dari saya, tentang memotret manusia layaknya fotografer profesional. Semoga bermanfaat bagi anda. Terima kasih.